Bank Tutup Ribuan Cabang, Tapi Karyawannya Masih Bertahan. Kok Bisa?

25 Juni 2025 17:18 WIB
Ilustrasi teller bank sedang melayani nasabah.
Ilustrasi teller bank sedang melayani nasabah. ( freepik.com )

Radiosmartfm.com - Operasional perbankan Indonesia mengalami perubahan besar-besaran akibat masifnya transformasi digital dalam sektor keuangan.

Bukti paling nyata perubahan tersebut adalah tutupnya ribuan kantor cabang bank. Hal ini, diperjelas melalui data yang ditunjukan oleh data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengenai jumlah kantor cabang yang terus menurun setiap tahun. Bahkan pada 2024, hanya terdapat 25.000 unit, yang mana sebelumnya berjumlah sebanyak 28.000 unit.

Fenomena tutupnya ribuan cabang ini merupakan hasil dari perombakan cara kerja, model bisnis, dan pendekatan terhadap nasabah yang jauh lebih efisien ketika mengandalkan kanal digital.

Dilansir melalui Kompas.com, Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024 menyebutkan bahwa, mobile banking hingga e-wallet, telah dimanfaatkan sebagai layanan keuangan digital, oleh sebanyak lebih dari 79 persen pengguna internet di Indonesia.

Baca Juga: 5 Bank Digital Paling Banyak Digunakan Gen Z dan Milenial Menurut Survei

Secara rasional, situasi tersebut menjadikan cabang bank tidak lagi produktif jika dibandingkan dengan kemudahan yang diberikan oleh platform keuangan berbasis digital.

Meskipun begitu, PHK tidak menjadi satu-satunya solusi dalam mengatasi kondisi yang menjadikan efisiensi sebuah keharusan. Seperti, CIMB Niaga yang lebih memilih mengalihkan pegawa,i untuk mengisi peran-peran baru yang lebih sesuai di era digital, ketimbang melakukan pemutusan hubungan kerja.

Menurut Dian Ediana Rae selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menyatakan bahwa dalam masa transisi ini, justru beberapa bank besar memilih untuk mempersiapkan karyawannya dengan pelatihan ulang, serta merelokasi mereka ke unit-unit bisnis lain dalam ekosistem perbankan (OJK,2025)

Pernyataan tersebut juga diperjelas dengan data menurut Statistik Perbankan Indonesia 2024, yang menunjukan bahwa, angka penurunan jumlah tenaga kerja di sektor perbankan relatif kecil, jika dibandingkan dengan skala perubahan digital.

Baca Juga: OJK Optimis Jasa Keuangan Melanjutkan Kinerja Positif pada 2025

Terbukti, jumlah tenaga kerja di sektor perbankan hanya turun 1,3 persen dari tahun sebelumnya, atau sebanyak 449.7338 orang yang masih bertahan. 

Selain CIMB Niaga, hal serupa juga diterapkan oleh Bank Negara Indonesia yang merelokasi fungsi SDM ke kanal digital, dan peningkatan pelayanan berbasis teknologi (BNI, 2025). 

Kebijakan tersebut menyimpulkan bahwa perbankan tidak hanya melakukan transformasi terhadap sistemnya, tetapi juga pada sumber dayanya.

PenulisTesa Dabur
95.9 fm
97.8 fm