Cukai MBDK Memilik Banyak Potensi Positif, Namun Batal Terealisasi

18 Juni 2025 17:26 WIB
Ilsutrasi minuman kemasan
Ilsutrasi minuman kemasan ( freepik.com )

Baca Juga: Realisasi Penerimaan Pajak Sulut Pada Bulan Oktober 2024 Capai 315,948 Miliar di Dominasi Oleh PPh,PPN dan PPnBM

“Bagaimana akan menutupi? Tentunya dengan komponen-komponen penerimaan yang dibebankan ke bea dan cukai. Saya mohon doa dari awak media agar bea dan cukai bisa memenuhi target yang ditetapkan," ucap Djaka (17/6/2025).

Konsumsi Gula di Masyarakat Sulit Dikendalikan

Salah satu penyebab meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit kardiovaskular, obesitas, dan diabetes di masyarakat adalah karena konsumsi gula yang berlebih. Maka dari itu implementasi cukai MBDK bisa menjadi upaya untuk menekan konsumsi gula tambahan di masyarakat.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Sesenas), terjadi lonjakan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan sejak 1996 yang semula 24 juta liter menjadi 405 juta liter di tahun 2024. Data lain juga menyebutkan adanya peningkatan konsumsi gula masyarakat Indonesia antara 1992 sampai 2020 sebanyak 40 persen.

Dengan kebijakan ini, seharusnya bisa menjadi langkah awal pemerintah untuk mengendalikan konsumsi gula tambahan di masyarakat. Hal ini juga disampaikan oleh Akbar Harfianto selaki Kasubdit Tarif Cukai dan Harga Dasar Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengenai tujuan utama penerapan cukai MBDK.

Baca Juga: Bea Cukai Dukung Penuh Eksportir Lokal Hingga Tembus Pasar Internasional

“Kebijakan ini bukan semata-mata demi optimalisasi penerimaan negara. Prioritas utamanya adalah melindungi kesehatan masyarakat dengan mengendalikan konsumsi gula tambahan,” ujar Akbar dalam media briefing di Jakarta, Jumat (10/1/2025). 

Melemahkan potensi untuk menciptakan industri yang lebih sehat

Penerapan cukai MBDK tidak hanya mampu mengendalikan konsumsi namun juga berpotensi mengendalikan produksi. Dengan adanya kebijakan tersebut, pemerintah dapat mendorong industri untuk menghasilkan produk-produk yang lebih sehat sehingga harapannya kesehatan masyarakat akan meningkat dampak dari konsumsi gula yang berkurang.

Namun memang harus diakui, kebijakan ini memiliki risiko yang tinggi karena inflasi, dan daya beli masyarakat akan terdampak.

PenulisTesa Dabur
95.9 fm
97.8 fm