10 Kali Gonta-ganti dan Pernah “Diusir” dari Kontrakan, Norlaila Kini Merasakan Tinggal di Rumah Layak

25 Maret 2025 10:06 WIB
Norlaila bersama tiga anaknya sekarang tinggal di rumah yang layak
Norlaila bersama tiga anaknya sekarang tinggal di rumah yang layak ( Fakhrurazi )

Banjarmasin, radiosmartfm.com – Bermodalkan sedikit informasi dari internet mengenai perumahan bersubsidi yang pembiayaannya difasilitasi oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), saya pun langsung menuju satu alamat di Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel). Namanya Komplek Graha Sejahtera yang secara kebetulan berlokasi cukup dekat dari tempat tinggal saya di Kota Banjarmasin, yakni berjarak sekitar 10 Kilometer.

Sesampainya di sana, saya langsung tertarik dengan aktivitas anak-anak di halaman rumah tipe 36 yang berada di ujung blok A1 perumahan tersebut. Dalam hati, jika ada anak-anak, kemungkinan ada orang tuanya di dalam rumah. Ternyata benar, ada seorang perempuan pakai hijab syar’i yang diketahui bernama Norlaila, keluar dari balik pintu rumah berwarna hijau daun yang telah lusuh dimakan waktu.

Setelah mengenalkan diri dan sedikit berbasa-basi, saya langsung menanyakan kepada yang bersangkutan terkait perjalanannya memiliki rumah melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI.

Norlaila (39 tahun) menceritakan pengalamannya bersama suami telah banyak merasakan pahit manis kehidupan, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan papan. Kepada Sonora.ID, Norlaila yang merupakan tenaga pengajar di sebuah sekolah swasta di Kota Banjarmasin itu menceritakan pengalamannya merasakan gonta-ganti hunian tapak di Kota Seribu Sungai (julukan kota Banjarmasin).

Menurut pengakuannya, setelah menikah di tahun 2011, Ia telah merasakan 10 kali pindah kontrakan. Bahkan, salah satunya berujung dengan pengusiran secara halus, karena sang keluarga pemilik juga tertarik menempati kontrakannya.

Perempuan peraih titel sarjana di sebuah perguruan tinggi negeri bercorak Islam di kota Banjarmasin itu mengaku sering pindah-pindah kontarakan karena ingin mencari tempat tinggal yang layak dengan sewa yang murah. Namun, keinginannya itu berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Di mana kontrakan yang ia tempati kala itu sangat jauh dari kata layak.

“Lantainya sudah lapuk, sangat tidak layak dan kondisinya juga tidak sehat. Ya wajar sih karena sesuai dengan uang sewanya yang terbilang cukup murah per bulan,” beber Norlaila saat dikonfirmasi, pada Kamis (20/3).

Didorong rasa ingin menempati tempat tinggal yang lebih manusiawi, Norlaila bersama suami memutuskan untuk menyewa kontrakan yang lebih baik. Namun, karena tarifnya yang cukup tinggi, ia hanya mampu bertahan beberapa bulan saja di hunian tersebut.

“Memang sih nyaman tempatnya tapi harga sewanya sangat mahal,” ucap ibu 3 anak itu.

Seiring peningkatan taraf ekonomi, ia pun akhirnya memutuskan untuk membeli rumah bersubsidi di awal tahun 2017 melalui pembiayaan KPR. Langkah pertama yang ia lakukan adalah mengunjungi ekspo perumahan yang diselenggarakan asosiasi pengusaha real estate setempat di salah satu pusat perbelanjaan di Banjarmasin.

Halaman Berikutnya
PenulisFakhrurazi
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz fm
101.2 fm
101.8 fm