Makassar, SmartFM – Peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke-76 yang digelar di Aula Tudang Sipulung, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis pagi, menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Sulsel.
Penjabat Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, bertindak sebagai Inspektur Upacara dengan tema "Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju." Tema ini mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menumbuhkan semangat bela negara dengan kontribusi nyata demi kemajuan bangsa.
Prof. Zudan dalam upacara tersebut membacakan sambutan resmi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam sambutannya, Presiden menekankan pentingnya mengenang perjuangan para pahlawan yang telah berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
"Hari Bela Negara adalah momen untuk mengenang upaya keras para pejuang yang telah mempertahankan kedaulatan negara kita," kata Presiden dalam sambutannya yang dibacakan Prof. Zudan.
Presiden juga mengungkapkan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yaitu Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, yang menandai perjuangan gigih para pahlawan Indonesia untuk merebut kembali Yogyakarta, yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Dalam peristiwa tersebut, Belanda berhasil menangkap Presiden Ir. Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, serta beberapa pejabat tinggi negara, yang menyebabkan kekosongan kepemimpinan negara.
Untuk mengatasi situasi tersebut, Presiden Soekarno menginstruksikan Menteri Kemakmuran, Syafruddin Prawiranegara, untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berpusat di Bukittinggi, Sumatera Barat. Prof. Zudan menjelaskan bahwa pembentukan PDRI merupakan bukti ketangguhan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara.
"PDRI adalah simbol bahwa Republik Indonesia tetap berdiri meskipun dalam keadaan yang sangat sulit. Deklarasi PDRI menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia tidak akan menyerah dalam mempertahankan kedaulatan NKRI," ujar Prof. Zudan.
Peringatan HBN kali ini juga menjadi momen untuk meneguhkan kembali komitmen bangsa dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Tema "Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju" mengandung pesan bahwa setiap individu, dari berbagai lapisan masyarakat, memiliki peran penting dalam bela negara. Kontribusi nyata yang diharapkan tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, teknologi, hingga pertahanan dan keamanan.
Prof. Zudan mengingatkan bahwa dalam konteks bela negara, terdapat lima nilai dasar yang harus dimiliki setiap warga negara, yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan pada Pancasila, rela berkorban, dan kemampuan awal bela negara. Lima nilai dasar ini menjadi landasan untuk membangun mental dan fisik yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
"Melalui semangat bela negara, kita dapat membangun bangsa yang kokoh dan siap menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, seperti ketegangan antarnegara, konflik regional, perang siber, dan perubahan iklim," kata Prof. Zudan. Ia juga menyoroti pentingnya antisipasi terhadap dinamika geopolitik dan mengingatkan bahwa Indonesia perlu memperkuat kebijakan pertahanan nasional yang tepat.
Dalam konteks tersebut, Prof. Zudan mengungkapkan bahwa Kementerian Pertahanan telah melaksanakan program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). Program ini bertujuan untuk menanamkan semangat bela negara melalui pendidikan, masyarakat, dan dunia kerja. Kegiatan ini juga sejalan dengan delapan Asta Cita Kabinet Merah Putih yang berfokus pada penguatan ideologi Pancasila dan pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.
Prof. Zudan menegaskan bahwa bela negara bukan hanya tugas TNI, Polri, atau Kementerian Pertahanan semata, tetapi merupakan kewajiban seluruh komponen bangsa. "Dengan semangat bela negara, kita semua dapat menghadapi berbagai rintangan dan meraih cita-cita bangsa. Mari kita semua mempersembahkan dedikasi terbaik bagi Indonesia sesuai dengan peran dan profesi kita masing-masing," ajaknya.
Di akhir amanatnya, Prof. Zudan mengingatkan bahwa tujuan utama bangsa Indonesia adalah melindungi segenap tumpah darah, keselamatan, kekayaan, dan masa depan bangsa. "Pertahanan negara adalah tujuan nasional kita, dan itu hanya bisa tercapai dengan pertahanan yang kuat," tegasnya.
Peringatan Hari Bela Negara ke-76 di Sulsel ini tidak hanya sekadar mengenang sejarah, tetapi juga untuk mengingatkan pentingnya peran setiap warga negara dalam menjaga dan memperkuat kemerdekaan serta kedaulatan Indonesia. Dengan semangat bela negara yang terus menggelora, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan global dan mewujudkan cita-cita menjadi negara yang maju dan sejahtera.