Radiosmartfm.com - Dalam kehidupan rumah tangga, salah satu aspek yang berperan penting adalah pengelolaan keuangan. Mengatur keuangan pribadi saja sudah cukup menantang, apalagi jika harus mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga.
Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk terus meningkatkan literasi keuangan mereka, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, ditambah dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak terjadi di berbagai perusahaan.
Kondisi tersebut berdampak langsung pada kestabilan keuangan keluarga. Sayangnya, tidak sedikit pasangan suami istri yang tidak menyadari bahwa keuangan mereka sedang dalam kondisi krisis. Maka dari itu, penting untuk meninjau kembali kondisi keuangan rumah tangga agar tidak semakin terpuruk.
Berikut ini adalah tanda-tanda krisis keuangan rumah tangga menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebagaimana diunggah melalui akun Instagram resminya:
Baca Juga: Koperasi Merah Putih: Strategi Baru Pemerintah Bangkitkan Ekonomi Desa
1. Mengandalkan Pinjaman untuk Kebutuhan Sehari-Hari
Mengambil pinjaman tidak selalu salah. Namun, jika pinjaman digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, hal ini perlu diwaspadai. Dampak dari PHK atau penghasilan yang stagnan, sementara biaya hidup terus meningkat, membuat sebagian rumah tangga terpaksa berutang hanya untuk bertahan hidup.
2. Utang yang Menumpuk
Utang yang terus menumpuk dapat menimbulkan dampak jangka panjang. Banyak hal yang mungkin harus dikorbankan demi melunasi utang, mulai dari kebutuhan kesehatan, pendidikan anak, hingga kesulitan menyediakan dana darurat.
Jika porsi utang sudah mencapai 30 persen dari total penghasilan tetap, kondisi ini wajib diwaspadai karena dapat mengganggu stabilitas keuangan saat ini dan di masa depan.