Radiosmartfm.com - Tidak hanya budaya flexing atau konten pamer yang sering berseliweran di media sosial, namun saat ini muncul istilah frugal living yang juga menjadi tren di kalangan pengguna media sosial.
Berbanding terbalik dengan budaya flexing, frugal living adalah istilah yang menggambarkan prinsip menghemat dengan menerapkan kehidupan minimalis dan menolak gaya hidup konsumtif.
Banyak yang melihat prinsip hidup frugal merupakan sifat menghemat yang berlebihan, bahkan sampai ke arah pelit, namun pemahaman itu keliru, karena pada dasarnya konsep dari frugal living sendiri adalah gaya hidup yang menekankan pada rasa cukup, dengan memprioritaskan kebutuhan dan bukan kesenangan.
Sebetulnya, konsep frugal living merupakan adopsi dari masyarakat Amerika Serikat, pada tahun 1929-1939 yang mengalami kesulitan ekonomi dan memaksa orang untuk menghemat uang, serta menolak pemborosan.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Melemah, Berikut 3 Strategi Mengelola Keuangan Anda
Konsep tersebut, nyatanya sangat relevan jika diterapkan di jaman sekarang, yang juga sedang berada di situasi ekonomi yang tidak stabil. Lalu, apa saja kebiasaan frugal living yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Membuat anggaran
Saat menghadapi kesulitan setelah masa perang dunia II, masyarakat Amerika bertahan hidup dengan menerapkan sistem anggaran “amplop uang tunai”, yang mana gaji yang diterima dibagi kedalam beberapa amplop, sesuai dengan masing-masing kebutuhan—belanja,tagihan listrik, pakaian, tabungan dan lain-lain.
Sekarang, kebiasaan tersebut bisa diterapkan dengan membuat beberapa amplop digital, pada bank-bank digital yang ada. Kategori pengeluaran yang diprioritaskan tentunya yang merupakan kebutuhan pokok dan tabungan.
Sistem anggaran ini terbukti bisa mengikis pengeluaran rumah tangga sebanyak 15 sampai 20 persen.
Baca Juga: Cicil Emas di Pegadaian Dapat Diskon Uang Muka, Berikut Caranya