Setelah mengetahui karakteristik profil investasi, langkah selanjutnya adalah menetapkan kebutuhan dan tujuan pribadi sehingga instrumen investasi yang dipilih sesuai.
Baca Juga: Otoritas Jasa Keuangan Cabut Izin Usaha PT BPRS Gebu Prima di Medan
Jika tujuan Anda dalam berinvestasi adalah untuk jangka waktu tertentu serta cenderung menghindari potensi risiko yang tinggi, maka dianjurkan untuk memilih instrumen investasi seperti deposito dan obligasi. Keduanya cocok untuk pemula dan risikonya lebih rendah dibandingkan instrumen saham yang lain.
Namun, jika kebutuhan investasinya untuk jangka waktu panjang, seperti dana pensiun, pembelian aset untuk anak dan cucu, serta biaya lainnya di masa depan, maka, saham, properti, dan logam mulia bisa menjadi pilihan instrumen investasi yang tepat.
3. Memastikan legalitas platform dan aplikasi investasi
Saat ini sudah banyak bermunculan platform dan aplikasi yang menyediakan layanan untuk berinvestasi. Kemunculannya memang sangat memudahkan investor yang baru mulai berinvestasi, namun penting untuk memastikan keamanan dan legalitas dari lembaga investasi tersebut.
Pilihlah platform dan aplikasi investasi yang telah memiliki kredibilitas dan reputasi yang baik. Hindari perusahaan investasi yang menggunakan embel-embel yang menjanjikan keuntungan besar karena rentan penipuan.
Baca Juga: Waspada! Modus Baru Penipuan Mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak
Maka dari itu, cek legalitas platform dan aplikasi investasi melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).