Banjir bandang yang melanda kota Valencia pada Selasa (29/10) telah menewaskan lebih dari 100 orang. Jumlah ini masih bergerak, karena masih banyak warga yang belum ditemukan.
Seluruh akses transportasi di kota Valencia lumpuh akibat bencana ini dan lumpur pasca banjir bandang menggenang di pemukiman warga.
Adiputra, mahasiswa Indonesia yang tinggal di apartemen di pusat kota Valencia menyatakan, di lokasi apartemennya memang tidak tergenang banjir karena berada di pusat kota, namun dampak dari bencana itu, sejumlah fasilitas publik terhenti dan seluruh akses transportasi lumpuh.
"Saat bencana terjadi, aliran air di apartemen kami sempat berhenti selama 5 jam, sehingga beberapa dari kami ada yang terpaksa ke tempat gym di sekitar apartemen untuk nebeng mandi. Namun setelah itu, aliran air kembali lancar", ujarnya.
Adiputra menambahkan, mereka diminta untuk tidak meninggalkan rumah dan menunggu pengumuman lebih lanjut dari pemerintah.
"Peringatan dini dari pemerintah berupa bunyi alarm melalui telepon genggam yang dalam 1 hari bisa berbunyi beberapa kali", tambahnya.
Akibat bencana ini, University of Valencia tempatnya belajar, terpaksa meliburkan mahasiswanya selama 1 minggu ini.
Warga kota Valencia juga sempat melakukan panic buying di sejumlah supermarket di kota tersebut.
"Semua orang berbondong-bondong pergi ke supermarket dan memborong air mineral, buah-buahan dan bahan-bahan makanan untuk stok. Semua bahan makanan di rak supermarket habis semua', ujarnya.
Adiputra menambahkan, pemerintah Spanyol menyatakan bahwa bencana banjir bandang ini masuk ke status siaga bencana level 2 dan diperkirakan hari Minggu (3/11) kondisi akan kembali normal.
Pemerintah Spanyol juga menyatakan bahwa banjir bandang dengan skala sebesar ini terakhir terjadi di kota Valencia pada tahun 1957, yang menewaskan sedikitnya 81 orang dan kerusakan properti yang signifikan.
(VIL)