Radiosmartfm.com - Perusahaan di balik aplikasi kencan Bumble berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap sekitar 350 karyawan, atau sekitar 37 persen dari total tenaga kerja.
Melansir dari Kompas.com, pada kuartal 4 2023 yang lalu, pihak Bumble telah mengumumkan terlebih dahulu, bahwa keputusan untuk mengurangi jumlah karyawan secara masif telah menjadi bagian dari rencana restrukturisasi perusahaan.
Per 31 Desember 2022, jumlah karyawan tetap Bumble yang tercatat di Komisi Sekuritas dan Bursa AS mencapai lebih dari 950 orang. Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan perusahaan di kuartal 4 2023, pendapatan aplikasi kencan tersebut tercatat mengalami kenaikan, dari 241,6 juta dolar AS menjadi 273,6 juta dolar AS pada periode yang sama.
Meskipun pendapatannya meningkat, akan tetapi Bumble masih mencatat kerugian bersih sebesar 32 juta dolar AS.
Baca Juga: 4 Pesan Dari Robert Kiyosaki, Salah Satunya Peringatkan Krisis Global
Adapun alasan pihak Bumble mengambil langkah dengan beresiko ini untuk berjuang menghidupkan kembali pertumbuhan perusahaan dengan mengadopsi kembali “mentalitas perusahaan rintisan”.
Whitney Wolfe Herd selaku pendiri Bumble, menegaskan bahwa tindakan restrukturisasi harus diambil guna membangun perusahaan yang tangguh, terarah, dan siap untuk menghadapi dekade mendatang.
Melansir theguardian.com, keputusan ini diperkirakan akan menghemat sekitar 40 juta dolar AS atau sekitar Rp648,72 miliar, yang nantinya penghematan tersebut akan diinvestasikan kembali untuk pengembangan produk dan teknologi.
Untuk pesangon dan tunjangan diperkirakan akan dibebankan pada kuartal 3 dan 4 tahun 2025. Perusahaan memperkirakan estimasi total biaya tersebut akan mencapai sebesar13 sampai 18 juta dolar AS.
Baca Juga: 7 ide Usaha Rumahan ini Bisa Jadi Penghasilan Tambahan di Masa Sulit
Menariknya, setelah pengumuman mengenai keputusan ini, pasar merespon positif. Saham bumble tercatat langsung melonjak antara 12 hingga 24 persen.
PHK massal tidak hanya terjadi di Bumble, tetapi juga di sejumlah perusahaan teknologi serupa, seperti Match Group (pemilik Hinge dan Tinder). Sekitar 300 karyawan, atau 13 persen tenaga kerja Match Group, terkena PHK pada Mei 2025.
Sementara itu, fitur-fitur baru yang diluncurkan Tinder menjadi upaya adaptasi perusahaan untuk tetap relevan di pasar aplikasi kencan yang semakin kompetitif. Salah satunya adalah fitur “kencan ganda” yang memungkinkan pengguna untuk melakukan kencan berkelompok.