Makassar Jajaki Teknologi Jepang untuk Atasi Sampah Kota, Targetkan Zero Waste

4 Juni 2025 13:07 WIB
( Dok Humas Pemkot Makassar )

Makassar, SmartFM — Pemerintah Kota Makassar menerima kunjungan dari perwakilan PT Shinko Teknik Indonesia dan Center of Waste Management Indonesia (CWMI) yang menawarkan solusi inovatif pengelolaan sampah menggunakan teknologi Hydrothermal Waste Treatment Technology (HWTT).

Pertemuan yang berlangsung di Balai Kota Makassar tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Munafri Arifuddin bersama jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar.

Direktur Compliance & Government Affairs CWMI, Suhaemi Fattah, menjelaskan bahwa teknologi HWTT mampu mengelola sampah secara efektif, ramah lingkungan, dan tanpa menghasilkan bau menyengat.

Teknologi ini bekerja dalam satu sistem terpadu yang melakukan penghancuran, pengeringan, dan penghilangan bau melalui uap bertekanan tinggi.

“Sistem ini disebut Multi-purpose Material Conversion System dan dikembangkan oleh Tokyo Institute of Technology bersama CWMI,” ujar Suhaemi.

Selain ramah lingkungan, HWTT menghasilkan produk akhir yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat. CWMI juga merancang pengelolaan skala besar, dengan target kapasitas 1 hingga 3 juta ton sampah secara bertahap.

“Untuk pengolahan 100–200 ton per hari, dibutuhkan lahan sekitar 1 hektare. Kami juga merancang empat titik pengolahan di Makassar, termasuk di wilayah barat dan perbatasan Gowa,” jelasnya.

CWMI meminta dukungan Pemkot Makassar, termasuk dalam perizinan, penyediaan lahan, serta kerja sama dengan akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) guna mengembangkan teknologi ini secara berkelanjutan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Makassar, Ferdi Mochtar, menegaskan komitmen Pemkot untuk mendorong pengelolaan sampah secara mandiri dan terintegrasi.

Ia menyebut saat ini Makassar menghasilkan sekitar 1.000–1.300 ton sampah per hari, termasuk lumpur yang perlu ditangani secara khusus.

“Kita ingin bisa berdiri di kaki sendiri dalam hal pengelolaan sampah. Kolaborasi lintas sektor, termasuk akademisi dan swasta, sangat penting,” ujarnya.

Ferdi juga menyoroti pentingnya studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk memastikan keberlanjutan proyek, pembagian peran, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan Makassar.

“Ini potensi besar. Kita harus pastikan proses FS berjalan jelas agar kontribusi semua pihak terukur dan teknologi yang dipilih benar-benar efektif,” tambahnya.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyambut baik inisiatif tersebut dan berharap proyek ini dapat membawa Makassar lebih dekat menuju visi kota bebas sampah (zero waste) melalui inovasi dan kolaborasi.

95.9 fm
97.8 fm