Ketua TP PKK Makassar Dorong Literasi Gizi dan ASI Eksklusif Cegah Stunting

25 Juni 2025 11:45 WIB
( Dok Humas Pemkot Makassar )

Makasar, SmartFM - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, menegaskan komitmennya dalam menekan angka stunting di kota ini.

Salah satu langkah konkret yang ia dorong adalah memperkuat peran kader PKK dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi gizi dan pemberian ASI eksklusif.

Komitmen tersebut disampaikan Melinda saat membuka kegiatan sosialisasi Rumah Gizi untuk para ketua TP PKK kecamatan dan kelurahan se-Kota Makassar di Ruang Sipakatau, Balai Kota Makassar, Selasa (24/6).

Sosialisasi ini merupakan bagian dari program Pokja IV TP PKK Makassar yang fokus pada peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.

“Ilmu dan edukasi adalah kunci utama pencegahan stunting. Ketua PKK kecamatan dan kelurahan harus menjadi garda terdepan mengedukasi masyarakat soal gizi,” ujar Melinda dalam sambutannya.

Ia menekankan pentingnya memanfaatkan kegiatan ini secara maksimal, terutama dengan kehadiran narasumber ahli gizi masyarakat nasional, dr. dr. Tan Shot Yen, serta Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin.

“Dokter Tan kita undang jauh-jauh dari Jakarta. Dalam waktu singkat, beliau bersedia hadir dan berbagi ilmunya kepada kita di Makassar. Ini kesempatan langka,” ujarnya.

Melinda juga mengungkapkan bahwa sejak awal menjabat sebagai Ketua PKK, ia langsung menginisiasi kegiatan ini sebagai bentuk keseriusannya dalam upaya penanggulangan stunting.

Tak hanya itu, ia mengenang perjuangannya 17 tahun silam saat mendirikan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) di Makassar karena minimnya informasi soal ASI eksklusif.

“Makassar harus menjadi kota yang ramah anak, salah satunya dengan memastikan bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir hingga usia dua tahun. Ini PR kita bersama, karena masih banyak rumah sakit yang belum mendukung Inisiasi Menyusu Dini dan malah memberikan susu formula,” ungkap Melinda.

Sementara itu, dr. Tan Shot Yen dalam pemaparannya menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis yang terjadi sejak seribu hari pertama kehidupan anak.

“Stunting bukan kondisi yang bisa sembuh begitu saja, dan tidak boleh didiagnosis sembarangan. Harus melalui prosedur medis yang tepat,” tegasnya.

Ia pun menjelaskan lima penyebab utama stunting—mulai dari gizi ibu hamil hingga kesalahan pemberian MPASI—serta lima solusi pencegahannya.

“Jika kita bisa menutup semua pintu penyebab dan membuka semua solusi, stunting bisa dicegah,” kata dr. Tan.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, menjelaskan bahwa Rumah Gizi akan menjadi pusat intervensi gizi terpadu, khususnya bagi anak stunting, wasting, weight faltering, ibu hamil, dan remaja putri.

“Di Rumah Gizi, akan ada edukasi gizi, pendampingan pemberian MPASI, dan monitoring tumbuh kembang anak secara berkala,” jelasnya.

Sebagai bentuk komitmen, seluruh ketua TP PKK kecamatan dan kelurahan menandatangani kesepakatan bersama untuk mendukung penuh program Rumah Gizi dan berperan aktif dalam memerangi stunting di Makassar. 

95.9 fm
97.8 fm