Makassar, SmartFM – Pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyerahkan bantuan senilai Rp14,4 miliar untuk mendukung penanganan bencana di Sulawesi Selatan. Bantuan tersebut terdiri dari barang kebutuhan tanggap darurat dan dana operasional.
Bantuan ini diberikan menyusul prediksi curah hujan tinggi yang diperkirakan melanda wilayah Sulsel hingga Juni 2025, dengan puncaknya pada Januari 2025. Dalam rapat koordinasi di Kantor Gubernur Sulsel, Pratikno menegaskan pentingnya langkah antisipatif untuk menghadapi risiko bencana seperti banjir, tanah longsor, dan ombak tinggi.
"Bantuan ini mungkin belum seberapa, tetapi cukup untuk tahap awal tanggap darurat. Kita akan menunggu tambahan bantuan selanjutnya," ujar Pratikno.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, Pj Gubernur Sulsel Prof. Zudan Arif Fakrulloh, Kapolda Sulsel, Pangkoopsau, perwakilan Pangdam Hasanuddin, serta para bupati dan wali kota se-Sulsel.
Kegiatan berlangsung pada Kamis, 2 Januari 2025, di Kantor Gubernur Sulsel, Makassar. Pertemuan ini menjadi tindak lanjut upaya pencegahan bencana yang telah dilakukan pemerintah di berbagai daerah sebelumnya.
BMKG mencatat potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak luas di Sulsel. Beberapa wilayah seperti Makassar, Maros, dan Soppeng disebutkan akan menghadapi curah hujan tinggi, gelombang besar, serta risiko banjir dan longsor. Menurut Pratikno, kesiapan infrastruktur dan aparat menjadi kunci untuk meminimalkan dampak bencana.
Kepala BNPB, Suharyanto, memaparkan bahwa koordinasi lintas sektor telah berhasil mengurangi dampak bencana di beberapa provinsi lainnya, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini menjadi model kesiapsiagaan yang juga diterapkan di Sulsel.
"Makassar dan 16 kabupaten/kota di Sulsel sudah pernah mengalami bencana, tetapi dengan kesigapan pemerintah daerah, dampaknya dapat diminimalkan," ungkap Suharyanto.
Kepala BMKG, Prof. Dwikorita, menegaskan pentingnya masyarakat memantau informasi cuaca secara berkala melalui aplikasi Info BMKG. Aplikasi ini menyediakan informasi tentang curah hujan, kecepatan angin, suhu, dan kelembapan hingga enam hari ke depan.
Pj Gubernur Sulsel, Prof. Zudan, menyampaikan apresiasinya atas bantuan dan kunjungan langsung dari Menko PMK dan jajaran terkait. Ia juga menginstruksikan seluruh kepala daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan selama enam bulan ke depan.
"Instruksi ini saya sampaikan kepada 24 kepala daerah, BPBD, dan Dinas Sosial untuk selalu siaga. Kami akan mengeksekusi hasil rapat ini untuk memastikan masyarakat terlindungi dari dampak bencana," kata Zudan.
Zudan juga mengimbau nelayan dan masyarakat pesisir agar tetap waspada terhadap risiko tinggi gelombang. "Kita harus mengikuti arahan BMKG dan pemerintah pusat untuk menghadapi cuaca ekstrem," tambahnya.
Dengan langkah antisipatif yang melibatkan koordinasi pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan bantuan Rp14,4 miliar, pemerintah berharap penanganan bencana di Sulsel dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Bantuan ini juga menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari risiko bencana yang semakin kompleks.
"Masyarakat harus tetap waspada dan terus memperbarui informasi terkait cuaca. Ini tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu kita semua membangun masyarakat yang tangguh menghadapi bencana," pungkas Pratikno.