Banjarmasin, radiosmartfm.com – Liputan Pengukuhan Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Kalsel di gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, pada Rabu (16/4) lalu, mempertemukan saya dengan pemilik D2tya Handmade, Nurhamdhani, untuk yang kedua kalinya.
Pada pengukuhan itu, Nurhamdhani menjadi bagian dalam mini expo produk UMKM yang digelar di lobi gedung yang berada tepat di sisi sebelah kiri kediaman gubernur Kalsel di jalan R. Suprapto Banjarmasin. Jewelry dan craft hasil kreativitasnya, bersanding dengan produk UMKM lainnya yang dipamerkan pada mini expo tersebut.
Jejeran perhiasan berupa kalung berbahan kawat tembaga, gelang, cincin, anting dan tas dengan variasi anyaman purun, tertata rapi di atas meja kecil dengan papan nama D2tya Handmade.
Setelah bertegur sapa dan saling bertanya kabar, saya mendapatkan informasi menarik dari perempuan paruh baya yang dulu pernah menjadi dosen sastra Prancis. Selain mengikuti pameran-pameran, saat ini Nurhamdhani rupanya sedang mempersiapkan produknya untuk dipamerkan pada ajang bazar Festival Film Indonesia di Paris, Prancis pada 4 hingga 6 Juni 2025 mendatang.
“Alhamdulillah mas produk saya akan dipamerkan pada bazar Festival Film Indonesia di Paris bulan depan,” ungkap Nurhamdhani sambil memperlihatkan isi Direct Message (DM) dari panitia pelaksana yang mengajaknya mengikuti bazar di festival film di Paris.
Menurut Dhani (panggilan akrab Nurhamdhani), produknya yang akan dibawa ke Paris meliputi kalung, gelang dan cincin berbahan utama wire atau kawat tembaga, dan juga tas dengan variasi anyaman purun.
“Tanggal 1 Mei nanti barangnya akan dikirim ke Paris, saya nya tidak ikut produknya saja,” ucapnya sambil tertawa santai.
Produk D2tya Handmade yang akan dibawa ke Paris, lanjut Dhani, ramah lingkungan karena dibuat dari barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Dari segi warna, kerajinan dengan warna kalem, tenang, dan tidak mencolok, lebih disukai oleh turis asing.
“Biasanya orang eropa kan suka yang zero waste makanya produk yang dibawa bahan utamanya juga ada limbah atau sampah yang dihasilkan masyarakat,” jelasnya lagi.
Ditambahkan Dhani, barang yang tidak laku dalam bazar Festival Film Indonesia nanti akan dijual di rumah kolaborasi Indonesia – Prancis.
“Saya bersukur barang yang tidak laku akan dijual di luar bazar, sehingga tidak khawatir tidak laku,” ucapnya lagi.
Dhani berujar bahwa produk yang ia hasilkan ini eksklusif, karena produknya tidak sama identik antara satu dan yang lainnya.
“Walaupun saya sendiri yang membuat tidak sama karena produk dibuat manual dengan tangan,” cerita Dhani.
Seperti dalam berita sebelumnya, Nurhamdhani rupakan mitra dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang kerap memintanya menjadi narasumber pada pelatihan-pelatihan bagi pelaku UMKM. Dengan adanya peningkatan kualitas, produk UMKM Indonesia semakin diminati di pasar global, dengan beberapa contoh sukses dalam menembus pasar ekspor.