Digagas 2021, Program Sungai Martapura Asri Turunkan Indeks Pencemar

30 Desember 2024 15:24 WIB
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Roy Rozali Anwar
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Roy Rozali Anwar ( Biro Adpim Setdaprov Kalsel )

Banjarbaru, radiosmartfm.com – Program Sungai Martapura Asri yang digagas pada 2021 lalu, diklaim telah mampu menurunkan nilai indeks pencemar di Sungai Martapura.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Roy Rozali Anwar saat membacakan sambutan Gubernur Kalsel, Muhidin, pada Pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sungai Martapura, di Gedung Idham Chalid Banjarbaru pada Senin (30/12) pagi.

Menurut Roy, gubernur Kalsel menyerukan penguatan sinergi untuk kembalikan fungsi, nilai dan keindahan Sungai Martapura.

“Saya mengajak semua pihak lintas sektor untuk menguatkan kolaborasi dan sinergi guna menyelesaikan persoalan Sungai Martapura bersama-sama secara konsisten,” terangnya.

Pada rakor yang dihadiri perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota se-Kalsel ini, Roy menyampaikan bahwa keberadaan Sungai Martapura merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Banua.

Tak lupa, ia juga mengapresiasi upaya yang telah dilakukan semua pihak dalam menghadapi permasalahan Sungai Martapura dalam beberapa tahun terakhir.

“Sungai Martapura yang merupakan sumber air baku untuk air bersih, air minum sekaligus sumber pengairan pertanian di beberapa wilayah Kalsel menjadikan sungai ini sumber kehidupan di banua,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisal Nurofiq, melalui Plt Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Sigit Reliantoro ditemui usai rakor menyampaikan bahwa salah satu hal yang mendasari pelaksanaan rakor ini adalah instruksi Menteri LH, Hanif.

Dimana berdasarkan indeks kualitas LH di Indonesia, salah satu yang paling rendah adalah indeks kualitas air, dan atas hal tersebut, Hanif menginstruksikan arahan untuk fokus mengembalikan pemulihan kualitas mutu air di sungai-sungai di Indonesia.

Lebih lanjut, Sigit menyampaikan bahwa menurut studi sungai Martapura secara sosial dan ekonomi memberikan dampak keberlanjutan yang cukup baik. Namun dari sisi daya dukung dan tampung lingkungan dan ekologinya cukup rendah, sehingga diperlukan upaya-upaya perbaikan.

“Telah disampaikan pada diskusi bahwa ada beberapa masalah, seperti penurunan kualitas air, sedimentasi, eceng gondok dan dampak-dampak pertambangan, serta kerusakan lahan kritis di daerah aliran sungai,” sampai Sigit.

Namun lanjut Sigit, pada rakor ini juga disampaikan beberapa program yang telah dikerjakan pemerintah kabupaten/kota dan dinas, serta kementerian yang ada di Kalsel.

“Sampai saat ini semua pihak masih bekerja sendiri-sendiri, sehingga forum ini diharapkan menjadi sebuah awal untuk kita mensinergikan dan mengkolaborasikan upaya untuk mewujudkan Sungai Martapura Asri, yang menjadi penyemangat untuk melakukan perbaikan di sungai Martapura,” ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, dalam paparannya menyampaikan beberapa persoalan yang dihadapi sungai yang menjadi ikon Kalsel ini.

Beberapa persoalan tersebut diantaranya adalah hilangnya sumber resapan air dan alih fungsi lahan, limbah industri pertambangan serta pertanian dan perkebunan, kegiatan MCK dan keberadaan jamban apung di sungai, yang keseluruhannya berakibat pada penurunan kualitas air sungai Martapura.

“Buruknya kualitas air karena limbah domestik mendominasi hampir di sepanjang sungai. Adanya lumpur sedimentasi, buruknya sistem drainase dan penataan permukiman, kontribusi dari bidang pertanian seperti penggunaan pupuk kimia dan pestisida, belum ada barrier atau pengaman untuk sungai,” sampai Hanifah.

Lebih lanjut, Hanifah menyampaikan bahwa program Sungai Martapura Asri yang sudah berjalan sejak tahun 2021 ini memiliki program-program yang telah dan akan tetap dilaksanakan.

Seperti pembersihan dan pengerukan pencemaran endapan, penanganan limbah, penanganan lahan kritis dan penataan keramba jaring apung, pengelolaan sumber daya air, penegakkan hukum, ekonomi wisata dan industri kreatif, pembinaan budaya masyarakat sungai, naturalisasi, serta penataan hak pertanahan.

Tak lupa aksi bersih-bersih yang dikerjakan bersama-sama SKPD dan Balai Wilayah Sungai Kalsel serta lomba inovasi untuk memancing inisiasi dan partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pengembalian fungsi dan kualitas sungai Martapura.

PenulisFakhrurazi
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz fm
101.2 fm
101.8 fm