Perekonomian di Sulampua Tetap Kuat, Inflasi Terkendali Perbankan Stabil

16 Juli 2025 14:47 WIB
Ilustrasi kondisi perekonomian Indonesia
Ilustrasi kondisi perekonomian Indonesia ( Dok istimewa )

Makassar, smartFM - Stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tetap terjaga di tengah tekanan dinamika perekonomian global pada Mei 2025. Hal ini sejalan dengan kondisi sektor jasa keuangan nasional yang tetap terjaga stabil sebagaimana hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan pada 25 Juni 2025. Ketahanan ini mencerminkan resiliensi sektor keuangan yang solid serta fundamental perekonomian domestik Sulampua yang tetap kuat.

Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, mengatakan, perekonomian Sulampua menunjukkan ketangguhan dengan inflasi yang relatif terkendali. Ini mencerminkan keberhasilan koordinasi pengendalian harga serta dukungan sektor riil yang tetap aktif.

"Stabilitas tersebut menjadi landasan penting bagi sektor jasa keuangan untuk terus menjalankan perannya secara optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui intermediasi yang sehat dan perluasan akses keuangan," ujar Muchlasin dan keterangan resminya, Rabu (16/7/2025).

Menurutnya, perekonomian kuat ikut terhadap sektor perbankan di Sulampua yang juga tetap terjaga stabil. Tercermin dari pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Kredit yang masih mencatatkan pertumbuhan positif. Muchalasin membeberkan, pada posisi Mei 2025, aset perbankan tumbuh sebesar 4,49 persen (yoy) mencapai Rp547,00 triliun. Penghimpunan DPK di Sulampua tercatat telah mencapai Rp341,44 triliun atau tumbuh sebesar 2,52 persen.

"Pertumbuhan DPK mengalami perlambatan secara umum yang disebabkan oleh penurunan signifikan pada komponen giro," bebernya.

Meskipun demikian, DPK perbankan di Sulampua masih mencatatkan angka positif yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan tetap terjaga. Dari sisi komposisi, portofolio DPK masih didominasi oleh tabungan (58,48 persen). Hal ini mencerminkan preferensi masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk yang lebih likuid.

Tak hanya itu, penyaluran kredit perbankan tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy) mencapai Rp434,77 triliun dengan dominasi penyaluran pada kredit konsumtif sebesar Rp224,16 triliun atau 51,65 persen dari total kredit. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan DPK pada Mei 2025 mencerminkan optimisme sektor perbankan dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah Sulampua.

Baca Juga: Jalankan Misi Kemanusiaan, OJK Sulsel Sulbar Kumpulkan 150 Kantong Darah

"Sektor perbankan di wilayah Sulampua tetap proaktif dalam menjalankan fungsi intermediasi sebagaimana terlihat dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Sulampua yang mencapai 127,33 persen didukung rasio non performing loan (NPL) yang terjaga yaitu sebesar 2,65 persen,"ucap Muchlasin.

Pertumbuhan menggembirakan juga ditunjukkan sektor pasar moda. Muchalasin menyebut, jumlah investor di wilayah Sulampua terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Per Mei 2025, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat mencapai 1.039.219 SID, atau meningkat sebesar 20,22 persen secara tahunan (yoy).

Mayoritas investor pasar modal di wilayah Sulampua tercatat memiliki portofolio pada instrumen reksa dana. Namun demikian, pertumbuhan SID tertinggi justru tercatat pada instrumen saham yakni sebesar 28,40 persen (yoy).
"Pertumbuhan ini mengindikasikan semakin kuatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar saham. Adapun akumulasi nilai transaksi saham sampai dengan Mei 2025 (ytd) tercatat sebesar Rp22,47 triliun," tutupnya.

95.9 fm
97.8 fm