Radiosmartfm.com - Ketika mendengar kata bullying, banyak orang langsung membayangkan kejadian di sekolah atau kampus. Namun, bullying di tempat kerja sering kali luput dari perhatian, karena bentuknya lebih halus, tersembunyi, dan jarang dibicarakan.
Dalam wawancara bersama Smart FM di program Podcast Smart Career, Anthony Dio Martin, praktisi bisnis sekaligus ahli psikologi, menyatakan bahwa kasus bullying di kantor bukan hanya nyata, tetapi juga sering tidak terlihat.
Tidak semua bullying berbentuk bentakan atau intimidasi terang-terangan. Di dunia profesional, bentuk-bentuk halus justru yang sering terjadi, misalnya tidak dilibatkan dalam proyek atau grup kerja tertentu, informasi penting sengaja tidak diberikan, dijadikan bahan tertawaan saat gagal, dan dipermalukan secara tersirat di depan rekan kerja, sampai dihambat pengembangan kariernya tanpa alasan jelas.
Sayangnya, banyak korban yang tidak sadar sedang dibully karena merasa itu bagian dari "tekanan kerja biasa" atau takut jika bersuara akan dianggap tidak profesional.
Baca Juga: Standar Pendidikan Nasional Tak Bisa Disamaratakan, Ini Alasannya
Bullying bukan hanya sekadar masalah emosional. Dampaknya sangat nyata dan serius, dimulai dari penurunan produktivitas kerja, meningkatnya tingkat stres dan kecemasan, menurunnya kesehatan mental, dan akhirnya karyawan menjadi takut berkembang atau mengambil tantangan baru karena takut gagal lagi.
Anthony memperkenalkan prinsip ABC sebagai panduan menghadapi situasi ini:
A: Awas & Waspada
Perhatikan sinyal-sinyal kecil yang tidak terlihat. Tanyakan, apakah ini hanya beban kerja biasa atau sudah bentuk pembulian tersembunyi.
B: Batasan