1. Modal awal
Investasi emas digital memungkinkan calon investor untuk membeli emas dengan nominal yang sangat kecil, bahkan di beberapa platform memungkinkan Anda untuk mulai berinvestasi mulai dari Rp5.000.
Sedangkan, pembelian emas fisik biasanya membutuhkan modal awal yang jauh lebih besar, misalnya membutuhkan minimal Rp1,5 juta untuk investor membeli 1 gram emas Antam.
2. Bentuk dan kepemilikan
Seperti yang diketahui, emas fisik berbentuk emas batangan atau koin, sedangkan emas digital berwujud saldo elektronik.
Kepemilikan emas fisik memberikan kontrol penuh kepada investor, karena bisa dilihat dan disentuh secara langsung, di lain sisi emas digital tidak mencerminkan wujud fisik.
Baca Juga: Cicil Emas di Pegadaian Dapat Diskon Uang Muka, Berikut Caranya
3. Likuiditas dan aksesibilitas
Salah satu hal yang juga menarik calon investor untuk membeli emas digital, adalah karena akses yang memudahkan investor untuk bertransaksi.
Jika emas fisik memerlukan transaksi langsung saat proses jual beli, maka lokasi geografis akan sangat membatasi.
Berbeda dengan emas digital yang hanya dengan platform online, yang memungkinkan investor untuk melakukan transaksi jual beli emas di mana saja dan kapan saja.
4. Keamanan
Risiko siber dan keamanan data menjadi dua hal yang harus diperhatikan saat investor memilih emas digital, maka dari itu, platform online emas digital yang dipilih setidaknya harus kredibel dan memiliki reputasi yang baik
Baca Juga: Melayani 1,5 Juta Pelanggan, Public Gold Mencatatkan Penjualan 74 Ton Emas di Empat Negara
Adapun emas fisik biasanya disimpan di safe deposit box atau brankas pribadi di bawah lembaga penyimpanan, karena dianggap lebih aman bagi beberapa investor.
5. Biaya Tambahan
Meskipun begitu, ada harga yang harus investor keluarkan demi keamanan yang lebih pasti saat membeli emas fisik, diantaranya biaya pemeliharaan, biaya penyimpanan, dan asuransi.
Sedangkan, biaya tambahan emas digital cenderung lebih rendah karena hanya mencakup biaya administrasi dan biaya transaksi.