“Untuk UMKM kita ada KUR Kecil (Kredit Usaha Rakyat, red) dan KMK (Kredit Modal Kerja, red),” jelas Subkhan lagi.
Saat ini, sambung Subkhan, tercatat tidak kurang dari 500 pelaku UMKM yang bergabung dengan Rumah BUMN Banjar. Jumlahnya diakui Subkhan memang masih sedikit dibanding jumlah keseluruhan pelaku UMKM yang ada di Kota Banjarbaru, namun akan bertambah seiring kolaborasi dengan berbagai instansi.
“Sudah ada 500 pelaku UMKM yang terdaftar sebagai binaan Rumah BUMN Banjar ini. Jumlahnya masih kecil dari 14 unit BRI yang ada di kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru,” sebut Subkhan.
Sementara itu, Koordinator Rumah BUMN Banjar, Muhammad Sarpani dalam penjelasannya mengatakan, Rumah BUMN Banjar ini menampung puluhan produk UMKM, mulai dari kerajinan tangan, makanan dan minuman olahan, serta bumbu penyedap khas lokal.
“Banyak di sini yang menjadi favorit pengunjung, seperti alas duduk berbahan purun dan juga kecap Jeruk Nipis,” sebut Sarpan.
Transaksi di Rumah BUMN Banjar menurut Sarpan diutamakan cashless, atau tidak menggunakan uang tunai.
“Kami sediakan barcode QRIS di sini, ini juga merupakan bentuk digitalisasi keuangan yang kita dorong ke pelaku UMKM,” sambungnya.
Menurut Sarpan yang merupakan alumni UIN Antasari Banjarmasin itu, selain dimanfaatkan pelaku UMKM, Rumah BUMN Banjar kerap menjadi Walking Space atau ruang berjalan bagi berbagai kalangan dalam melakukan aktivitasnya.
“Rumah BUMN Banjar ini juga bisa menjadi tempat meeting atau kumpul-kumpul, di sini gratis alias tidak dipungut biaya,” pungkasnya.
Untuk wilayah BRI Regional Office Banjarmasin, Rumah BUMN juga dapat dapat ditemui di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dan di Kota Amuntai, Kalimantan Selatan, selain tentunya di kantor BRI Unit Banjarbaru.