Makassar, SmartFM – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) terus memperkuat komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui program rehabilitasi hutan dan lahan.
Langkah ini bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan serta lahan guna menjaga daya dukung ekosistem dan produktivitas lingkungan.
Di tahun 2024, DLHK Sulsel melaksanakan penanaman di hutan rakyat seluas 40 hektar dengan total 16 ribu batang pohon.
Program ini tersebar di delapan kabupaten, yaitu Gowa, Jeneponto, Sinjai, Kepulauan Selayar, Maros, Barru, Sidrap, dan Luwu. Jenis bibit yang ditanam meliputi pohon mahoni, durian, jati putih, jabon merah, alpukat okulasi, manggis, hingga tanaman produktif seperti jambu mente dan pala.
DLHK Sulsel juga bermitra dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang Saddang untuk membangun kebun bibit rakyat. Sebanyak 2.380.000 batang pohon telah ditanam di 12 kabupaten/kota, termasuk Takalar, Bone, Sinjai, Palopo, dan Parepare.
Selain itu, kolaborasi dengan perusahaan swasta memperkuat rehabilitasi DAS melalui penanaman lebih dari 10 juta bibit pohon. Program ini melibatkan:
Kepala DLHK Sulsel, Andi Hasbi, mengapresiasi upaya ini, menyatakan bahwa rehabilitasi lahan menjadi fokus utama Penjabat Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh.
“Gerakan penanaman pohon ini tidak hanya menjaga ekosistem tetapi juga mendukung kebijakan ekonomi hijau,” ujarnya.
Hasil nyata dari program ini adalah peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Sulsel. Pada 2024, IKLH Sulsel mencapai nilai 75,69 poin, melebihi target nasional sebesar 74,39 poin, sekaligus naik dari capaian tahun sebelumnya, 74,30 poin. Sulsel kini berada di peringkat ke-18 nasional dengan status “Baik”.
Dengan langkah ini, Sulawesi Selatan terus memperlihatkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan ekosistem di masa depan.