Makassar, SmartFM - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani berbagai persoalan sosial yang kerap menimpa perempuan dan anak. Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pengabaian anak, hingga masalah stunting, dinilai memerlukan pendekatan terpadu dari berbagai pihak.
Pernyataan tersebut disampaikan Munafri saat menerima audiensi Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kota Makassar di Balai Kota, Selasa (8/7).
“Intinya ini adalah soal pendidikan keluarga. Jika pola pikir dalam keluarga dibentuk melalui pendidikan yang baik, tindakan kekerasan bisa dicegah. Ke depan, ini yang akan kita fokuskan,” ujar Munafri.
Ia menjelaskan bahwa edukasi keluarga harus dilakukan secara menyeluruh, termasuk melalui pendampingan informal bagi pasangan muda, baik yang baru menikah maupun yang memasuki masa pasca-persalinan.
“Fenomena seperti baby blues dan pengabaian anak sering terjadi karena kurangnya pemahaman tentang peran sebagai pasangan suami istri maupun sebagai orang tua. Ini masalah kolektif, bukan hanya tanggung jawab pemerintah,” jelasnya.
Pemerintah Kota Makassar, menurut Munafri, akan mengoptimalkan sinergi dengan berbagai perangkat daerah seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta menggandeng kader PKK dan tokoh masyarakat hingga tingkat RT/RW.
Ia juga menyoroti pentingnya penanganan stunting berbasis data akurat.
“Data penanganan stunting harus by name by address, supaya progresnya terukur. Seminar tidak boleh hanya jadi ajang kumpul, harus ada aksi nyata,” tegas Munafri yang akrab disapa Appi.
Selain itu, ia juga mendorong agar program edukasi dan seminar parenting tidak hanya ditujukan bagi orang tua yang sudah memiliki anak, tetapi juga calon pasangan yang akan menikah.
“Pencegahan harus dimulai sebelum masalah muncul. Lebih baik mencegah daripada