Makassar, SmartFM - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar ambil bagian dalam gelaran Indonesia City Expo 2025 yang berlangsung di Grand City Convention Exhibition, Surabaya, Jawa Timur, pada 8–10 Mei 2025.
Pameran ini merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) tahun 2025.
Dalam kesempatan ini, Pemkot Makassar menghadirkan stan yang menampilkan berbagai program strategis dan inovasi unggulan yang tengah dikembangkan, salah satunya adalah konsep urban farming atau pertanian perkotaan.
Inovasi ini merupakan pemanfaatan lahan sisa di wilayah perkotaan untuk kegiatan pertanian produktif, yang bertujuan mendukung ketahanan pangan lokal dan mempercantik lingkungan kota.
Tak hanya inovasi, Pemkot Makassar juga memamerkan beragam produk khas dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan pelaku UMKM lokal.
Produk-produk tersebut antara lain kopi khas Ujung (Toraja Pulu-pulu), kopi rebuata Toraja, kue tradisional barongko, serta berbagai kuliner dan kerajinan lokal seperti batik Lontara, tas kulit, dan souvenir khas Bugis-Makassar.
Booth Pemkot Makassar menjadi salah satu yang paling ramai dikunjungi dalam pameran. Salah satu pengunjung penting yang hadir adalah Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, yang juga merupakan Ketua Umum APEKSI periode 2021–2024. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi aktif Makassar dalam Expo kali ini.
“Pak Wali Kota Makassar dan jajaran telah mewarnai Expo APEKSI dengan luar biasa,” ujar Bima Arya saat mengunjungi booth Pemkot Makassar.
Sebelum menghadiri Indonesia City Expo, Bima Arya secara resmi membuka kegiatan Munas VII APEKSI 2025 mewakili Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kamis (8/5) pagi. Kegiatan yang dipusatkan di Convention Hall Grand City Surabaya ini diikuti oleh hampir 100 wali kota dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Bima Arya menekankan pentingnya penguatan kapasitas fiskal daerah sebagai langkah menuju Indonesia Emas 2045.
Ia menyoroti Kota Surabaya yang dinilai memiliki kapasitas fiskal terkuat di Indonesia, serta menyebut ada 10 hingga 11 daerah yang Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya lebih besar dibanding dana transfer dari pusat.
“Target ini akan tercapai dengan kebijakan efisiensi yang sudah diterapkan pemerintah,” tegasnya.