Dengan adanya gerakan digitalisasi yang ditawarkan BRIZZI ini, lanjut Desty, penumpang moda transportasi umum di Banjarmasin, khususnya pengguna Trans Banjarmasin tidak memerlukan waktu lama lagi dalam bertransaksi.
Penumpang cukup melakukan tap in dan tap out dalam membayar tarif, tanpa ada kontak langsung dengan pengemudi Trans Banjarmasin.
“Masyarakat juga dimudahkan tanpa harus mengantre di loket untuk pembayaran,” sambung Desty.
Apa yang dilakukan BRI ini mendapat apresiasi tinggi dari wali kota banjarmasin – Muhammad Yamin. Baginya, peran BRI dalam mendukung perkembangan digitalisasi dunia transportasi sangat terasa, baik itu pengguna bus Trans Banjarmasin maupun feri penyeberangan di Dermaga Banjar Raya.
Selain memudahkan masyarakat, digitalisasi transportasi yang dikembangkan saat ini, juga dapat mencegah kebocoran pendapatan dari sektor tersebut. Di mana pembayaran yang dilakukan penumpang langsung masuk ke dalam kas daerah.
“Kami akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membiasakan melakukan transaksi non tunai,” pungkasnya.
Yamin menambahkan, di tahun 2025, total ada 17 unit bus Trans Banjarmasin yang beroperasi di 4 koridor. Trans Banjarmasin tetap menjadi andalan masyarakat dengan rata-rata 500 penumpang perhari.
“Di usianya yang ke-5 ini, Trans Banjarmasin kami harapkan terus maju dan berkembang, memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat kota Banjarmasin,” pungkasnya.