Pemprov Sulsel Prioritaskan Pencegahan Stunting dalam RPJMD 2025

20 April 2025 17:19 WIB
( Dok Humas Pemprov Sulsel )

Makassar, SmartFM - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menegaskan komitmennya untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya. Komitmen ini menjadi salah satu prioritas utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulsel, Setiawan Aswad, dalam dialog interaktif bertajuk Gizi dan Pencegahan Stunting” yang digelar di Hotel Grand Town, Makassar, Kamis (17/4/2025).

“Pencegahan dan penurunan angka stunting akan menjadi prioritas utama dalam lima tahun ke depan, sebagaimana arahan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman. Sinergi antara pemerintah dan pihak swasta menjadi langkah penting dalam memperkuat intervensi gizi dan kesehatan,” ujar Setiawan.

Acara ini turut dihadiri tokoh penting dari berbagai sektor, seperti Nike Frans dari UNICEF Sulawesi dan Maluku, Direktur Jenewa Institute Surahman Said, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel M. Ishaq Iskandar, serta akademisi FKM Universitas Hasanuddin, Djunaidi M. Dachlan.

Setiawan menambahkan bahwa Bappelitbangda sebagai koordinator Aksi Konvergensi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program di 24 kabupaten/kota melalui aplikasi e-monev dan situs resmi Pemprov Sulsel. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program di lapangan.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Sulsel menunjukkan penurunan signifikan dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen. Target jangka menengah Pemprov Sulsel adalah menurunkan angka stunting menjadi 23,9 persen pada tahun 2025 dan 6,1 persen pada tahun 2045.

Keberhasilan ini juga tidak lepas dari inovasi Dinas Kesehatan Sulsel, yang selama periode 2020–2024 menjalankan berbagai program seperti pendampingan gizi di desa, intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pemberian makanan tambahan (PMT) lokal untuk balita dan ibu hamil, serta distribusi multivitamin dan tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, M. Ishaq Iskandar, menekankan pentingnya pola hidup sehat dan literasi gizi dalam mencegah stunting.

“Pola hidup sehat merupakan langkah paling sederhana namun efektif untuk menurunkan stunting. Bahkan di keluarga ekonomi menengah sekalipun, jika pola konsumsi tidak tepat dan gaya hidup tidak sehat, risiko stunting tetap ada,” jelas Ishaq.

Ia juga menyoroti perlunya komunikasi perubahan perilaku melalui media sebagai bagian dari edukasi masyarakat.

“Dialog seperti ini menjadi penting karena media berperan dalam menyampaikan literasi tentang pola hidup sehat dan pencegahan stunting secara luas,” pungkasnya.

Melalui upaya ini, Pemprov Sulsel berharap dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, produktif, dan berkualitas di masa mendatang.

95.9 fm
97.8 fm