Ia juga mengatakan dukungan Bank Indonesia yang begitu aktif, artinya kita harus memanfaatkan sebagai petani apa yang telah menjadi program Bank Indonesia salah satunya meningkatkan produksi pangan untuk ketahanan pangan yang gunanya adalah mengendalikan inflasi. Tetapi Bank Indonesia tidak bisa bekerja sendiri karena Petaninya ada di Kota Kotamobagu, untuk itu saya sangat berharap ke Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Camat, Lurah dapat mengambil peran ini secara bersama-sama berkoordinasi turun kebawah sampai ke petani menyampaikan bahwa ada gagasan besar dari Bank Indonesia untuk mendukung pertanian.”ujar Weny.
Salah satu bukti bahwa hari ini kita ada disini ada pak Fadly Paputungan sebagai Ketua Poktan Berkah yang merupakan contoh lahir dari kandungan Bank Indonesia. Melahirkan seorang tokoh sentral dalam bidang pertanian seperti Ketua Poktan Berkah Fadly Paputungan yang hari ini kita lihat akan melakukan panen raya bawang merah kemudian telah melakukan penanaman sepuluh ribu pohon cabe yang nantinya akan dipanen, itu adalah kerjasama Bank Indonesia.Untuk itu Ini harus tersampaikan kepada seluruh petani yang ada di Kota Kotamobagu jangan hanya pak Fadly saja yang bisa melakukan ini, petani lainpun harus bisa melakukan ini caranya bagaimana tanya pada pak Fadly, tanya pada Bank Indonesia, komunikasi ini lewat siapa yakni lewat dinas pertanian, camat dan lurah sehingga sinergitas harus terjadi dan informasi dapat tersampaikan sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai ketahanan pangan.”kata Weny.
Lebih lanjut Weny Gaib menjelaskan mengenai inflasi seharusnya kota Manado itu lebih tinggi dari Kota Kotamobagu karena produknya ada disini, yang menjadi masalah adalah perpindahan suatu barang ketempat yang lain, tidak melakukan penanaman cabai secara besar-besaran. Weny berharap dengan adanya contoh penanaman 10000 pohon cabai dari Poktan Berkah agar bisa menjadi penyemangat dan membagi ilmu bagi petani-petani yang lain.”tutup Weny.
Selanjutnya Ketua Poktan Berkah Fadly Paputungan saat diwawancarai awak media mengatakan pada tahun 2020 direkrut oleh Bank Indonesia untuk menjadi petani unggulan dengan mengikuti pelatihan selama satu tahun untuk belajar banyak tentang mendalami cara budidaya bawang merah. Selain itu Ia menjelaskan jumlah anggota ada 10 anggota kelompok tani dan 1 penasihat.”tuturnya.
Diketahui alat pertanian yang digunakan berbagai macam diantaranya alat untuk penyiraman, tangki semprot, dan Ia berharap kalau mendapat dukungan Bank Indonesia dibutuhkan alat-alat yang sedikit besar.”harapnya.
Fadly juga menjelaskan hasil tanam bawang merah untuk per minggu itu sebanyak 2 ton yang dipasarkan lalu untuk keuntungan mencapai sampai 100 juta lebih dari bibit 300 kilo dengan hasil panen 7 ton dengan harga 40 ribu dipotong proses kebutuhan tanaman saprodi dan pupuk jadi 70 ribu untuk biaya produksi.”jelasnya.
Turut Hadir Walikota Kotamobagu Dr. Weny Gaib,Sp.M, Wakapolres Kotamobagu Kompol Romel Pontoh S.E.M.AP, Ops Kodim 1303 Bolaang Mongondow Kapten Infantri Demsius Abraham Pasi, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Kotamobagu, Fenty Dilasandi Miftah SP, Asisten II Pemerintah Kotamobagu Adnan Masinae, S.IP,M.Si, Anggota DPRD Kotamobagu Bob Paputungan, S.T, Camat Kotamobagu Selatan Rinra S.Lamaka S.E, Lurah Pobundayan Andika Setiawan Paputungan, Ketua Poktan Berkah Fadly Paputungan.