Makassar Menuju Kota Berkelanjutan, Program RISE Jadi Model Global

21 Maret 2025 13:48 WIB
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan  Konsulat Jenderal Australia Todd Dias
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan Konsulat Jenderal Australia Todd Dias ( Dok Humas Pemkot Makassar )

Makassar, SmartFM – Konsulat Jenderal Australia, Todd Dias, bersama tim dari Monash University bertemu dengan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, di Balai Kota Makassar pada Jumat (21/3/2025). Pertemuan ini membahas penguatan kerja sama antara Pemerintah Kota Makassar dan Australia, termasuk dalam program Revitalising Informal Settlements and Their Environment (RISE).

Sebagai Wali Kota yang baru menjabat, Munafri mendapatkan pemaparan mengenai perkembangan program RISE yang telah berjalan di Makassar sejak 2017. Program ini berfokus pada peningkatan kualitas lingkungan di permukiman kumuh dengan pendekatan berbasis ketahanan air dan solusi berbasis alam.

Program Co-Director RISE, Diego Ramirez, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan masyarakat lokal menjadi aspek utama dalam penerapan program ini. Infrastruktur hijau, seperti lahan basah buatan, diterapkan untuk memperkuat sistem air dan sanitasi secara berkelanjutan.

“Pendekatan infrastruktur berbasis alam ini memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat,” ujar Diego.

Diego menambahkan bahwa kerja sama erat antara RISE dan Pemerintah Kota Makassar sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program ini. Mengingat masih banyaknya permukiman kumuh di Makassar, pendekatan yang digunakan dalam program RISE berpotensi untuk diperluas ke lebih banyak wilayah yang membutuhkan.

“Kami telah bekerja sama dengan pemerintah kota dalam revitalisasi permukiman kumuh. Kami percaya bahwa pendekatan ini bisa diterapkan lebih luas ke masyarakat lainnya,” jelasnya.

Ke depan, tim RISE berencana mengajak Wali Kota Makassar meninjau beberapa lokasi proyek. Dengan semangat kolaborasi yang telah terjalin, Makassar berpotensi menjadi model global dalam penerapan solusi inovatif untuk perbaikan permukiman kumuh.

“Kami melihat potensi besar bagi Makassar untuk menjadi kota pertama di dunia yang menerapkan model peningkatan lingkungan secara menyeluruh. Ini adalah peluang besar, dan kami senang bisa bekerja sama dengan pemerintah kota,” ungkap Diego.

Sementara itu, Konsulat Jenderal Australia Todd Dias menegaskan bahwa kemitraan ini juga melibatkan peneliti lokal dari Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia berharap kerja sama ini dapat terus berkembang dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

“Ini adalah kemitraan yang luar biasa. Tidak hanya melibatkan Monash University, tetapi juga Unhas dan para peneliti lokal. Jika ada rombongan dari Monash, kami akan mengajak Wali Kota meninjau langsung lokasi proyek,” ujar Todd Dias.

Dia juga menilai program ini memiliki potensi besar sebagai model percontohan bagi daerah lain di Indonesia. Dengan pendekatan inovatif yang diterapkan, dampaknya diharapkan dapat menginspirasi pengelolaan permukiman informal secara berkelanjutan.

“Harapan kami, program ini dapat menjadi contoh yang luar biasa bagi masyarakat lokal dan daerah lain di Indonesia,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung program yang membawa manfaat bagi masyarakat. Baginya, setiap upaya yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah.

“Pemerintah Kota Makassar akan mendukung penuh program ini. Selama program ini menyangkut kepentingan masyarakat, maka kami akan memberikan dukungan maksimal,” ujar Munafri.

Selain Konsul Jenderal Australia Todd Dias dan Program Co-Director Diego Ramirez, pertemuan ini juga dihadiri oleh Manajer Hubungan Publik & Riset Cindy, Program Manager untuk Air & Sanitasi Fenni Rum, Deputy Director Water and Sanitation Benjamin Smith, RISE Director Tony Wong, Deputy Director RISE Kerrie Burge, serta Chief Investigator Ihsan Latief.

95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz fm
101.2 fm
101.8 fm