Makassar, SmartFM – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry, menegaskan pentingnya peningkatan produksi pangan di Sulsel guna keluar dari zona merah dan mencapai swasembada. Hal ini ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Sulsel, Kamis (13/2/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Kepala BSIP Sulsel, Ir. Yusuf, melaporkan bahwa pihaknya menjalankan kebijakan Kementerian Pertanian di 24 kabupaten/kota di Sulsel. Ia berharap adanya dukungan penuh dari Prof. Fadjry yang juga menjabat sebagai Kepala Badan BSIP.
“Kami berharap dukungan dari Bapak Gubernur dalam pelaksanaan tugas kami ke depan,” ujar Ir. Yusuf.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Fadjry menekankan bahwa saat ini Sulsel masih berada di peringkat ke-20 dalam capaian swasembada pangan nasional. Ia menargetkan Sulsel untuk masuk ke zona hijau terlebih dahulu sebelum mengejar posisi lima besar.
“Target pertama adalah masuk ke zona hijau, setelah itu baru kita kejar posisi lima besar,” tegasnya.
Ia juga meminta para Liaison Officer (LO) di daerah untuk bekerja lebih keras dan inovatif dalam meningkatkan produksi pangan. Menurutnya, kreativitas dalam mencari solusi menjadi kunci utama dalam upaya keluar dari zona merah.
“Harus cerdas dan pandai mencari solusi agar kita bisa keluar dari zona merah. Saya tidak ingin Sulawesi Selatan terus berada di peringkat 20,” tambahnya.
Sebelumnya, dalam sebuah rapat di Kodam Hasanuddin, Prof. Fadjry mengungkapkan bahwa peringkat Sulsel dalam swasembada pangan menjadi perhatian nasional, bahkan sempat disinggung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya kerja sama antara BSIP, pemerintah daerah, dan pihak terkait untuk mempercepat peningkatan produksi pertanian di Sulsel.
Langkah-langkah strategis yang tepat diharapkan dapat membawa Sulsel menuju swasembada pangan dan menjadi salah satu daerah dengan produksi pertanian terbaik di Indonesia.