Dalam bidang seni, pemasaran, dan inovasi produk, kreativitas tidak bisa sepenuhnya bergantung pada AI. Manusia mampu membayangkan hal yang belum pernah ada, sedangkan AI hanya menggabungkan pola dari data yang sudah ada.
3. Komunikasi efektif
Komunikasi bukan hanya melibatkan kata-kata, tetapi juga pertukaran emosi, empati, dan intuisi sosial, hal-hal tersebutlah yang tidak dapat dijangkau oleh AI. Maka dari itu, komunikasi efektif tetap dibutuhkan ketika presentasi, negosiasi, dan kolaborasi tim.
4. Kepemimpinan dan kolaborasi
Untuk tetap relevan di tengah gempuran AI, diperlukan kemampuan untuk menciptakan sinergi antar individu, membuat keputusan strategi dan mengarahkan tim.
5. Berpikir kritis dan etika
AI hanya memberikan jawaban ketika manusia memberikan pertanyaan, namun tidak mempertanyakan informasi. Maka dari itu, sikap kritis dan kemampuan dalam keputusan berbasis nilai serta mengevaluasi moral, bisa menjadi strategi untuk menghadapi kehadiran AI.
Kelima kemampuan yang telah disebutkan sebelumnya, tidak akan memberikan nilai tambah di mata perusahaan, jika tidak dikolaborasikan dengan kemampuan dalam beradaptasi terhadap teknologi digital, termasuk AI.
Baca Juga: Makassar Gandeng Google for Education, Siap Bangun Sekolah Digital dan Cetak Guru Berbasis AI