“Selain untuk mitigasi bencana, operasi ini juga mendukung aktivitas masyarakat selama periode libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Seto.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga menyampaikan sejumlah rekomendasi bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Pertama, masyarakat disarankan untuk menjalankan aktivitas malam pergantian tahun dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca lokal. Kedua, selalu pantau informasi dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG untuk memastikan kesiapsiagaan terhadap perubahan cuaca yang dinamis. Ketiga, pemerintah daerah di wilayah rawan bencana hidrometeorologi diharapkan tetap siaga dan memperkuat koordinasi mitigasi guna mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Dwikorita juga menekankan bahwa awal Januari merupakan periode puncak musim hujan di beberapa wilayah Indonesia, seperti Jawa, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Papua. Dengan kondisi cuaca yang dinamis, masyarakat diharapkan dapat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi kapan saja.
“Pergantian tahun adalah momen kebahagiaan, dan kami berharap masyarakat dapat menikmatinya dengan tenang. Namun, jangan lengah terhadap dinamika atmosfer yang bisa berubah, terutama setelah periode tahun baru,” pungkasnya.