Find Us On Social Media :
Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry bersama Wakil Ketua III Walubi sekaligus Panitia Cap Go Meh, Mikel Darmaji (Dok Pemprov Sulsel)

Setelah 11 Tahun, Prosesi Arak-arakan Dewa Cap Go Meh Digelar Lagi, Pj Gubernur Sulsel Diundang

Deddy Detars - Senin, 20 Januari 2025 | 18:44 WIB

Makassar, SmartFM - Prosesi arak-arakan Dewa Cap Go Meh Imlek 2576 akan digelar kembali di Kota Makassar pada 2 Februari 2025 setelah absen selama sebelas tahun.

Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyelenggarakan prosesi sakral ini yang melibatkan lebih dari 5.000 peserta, termasuk 12 klenteng dan kelompok marching band dari Angkatan Laut, Angkatan Darat, serta Bhinneka Tunggal Ika.

Wakil Ketua III Walubi sekaligus Panitia Cap Go Meh, Mikel Darmaji, mengundang Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry, untuk menghadiri acara yang bertujuan untuk mempererat keberagaman masyarakat Sulsel.

Dalam pertemuan di Kantor Gubernur Sulsel pada Senin, 20 Januari 2025, Mikel menjelaskan bahwa prosesi ini juga akan menampilkan peserta lintas agama yang menunjukkan semangat persatuan dan keberagaman.

“Keberagaman kita di Nusantara akan tercermin melalui prosesi ini. Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak Pj Gubernur untuk menyaksikan bagaimana masyarakat Sulsel hidup dalam persatuan dan saling menghargai,” ujar Mikel.

Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry, menanggapi positif undangan tersebut dan menegaskan bahwa acara ini tidak hanya menjadi simbol keberagaman, tetapi juga sebagai wujud doa masyarakat Tionghoa untuk kebaikan Kota Makassar.

“Prosesi ini memiliki makna yang mendalam, yaitu mendoakan agar Kota Makassar tetap damai, aman, dan sejahtera,” ujar Prof Fadjry.

Acara ini juga akan melibatkan berbagai pejabat Pemprov Sulsel yang turut hadir mendampingi Pj Gubernur, termasuk Asisten III Pemprov Sulsel, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, serta Plh Kepala Dinas Perdagangan.

Prosesi arak-arakan Dewa Cap Go Meh diharapkan dapat menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar umat beragama di Sulsel.